Total Tayangan Halaman

Rabu, 07 November 2012

DEMOKRATISASI PENDIDIKAN ISLAM





DEMOKRATISASI PENDIDIKAN ISLAM

Demokratisasi artinya proses menuju demokrasi. Demokratisasi pendidikan mengandung arti, proses menuju demokrasi di bidang pendidikan.

Paulo Freire menyarankan bahwa untuk mencapai demokratisasi pendidikan, perlu diciptakan kebebasan interaksi  antara pendidik dan peserta didiknya dalam proses belajar di kelas. Dalam konteks tersebut, proses belajar harus didorong agar mengarah kepada suasana dialog yang sehat dan bertanggung jawab antar pendidik dan peserta didik. Interaksi pendidik dan peserta didik ini berlangsung dalam nuansa egaliter dan setara.
Di samping unsur kebebasan dalam berinteraksi, demokratisasi pendidikan juga mensyaratkan komunikasi yang dialogis dengan dua aspek yang inhern, yaitu :
1.  Komunikasi berlangsung ke segala arah, dan bukan hanya bersifat satu arah yaitu dari pendidik ke peserta didik(top-down).
2.  Arus komunikasi berlangsung secara seimbang, yakni antara pendidik dan peserta didik dan juga antar peserta didik.
Sehingga pada akhirnya, model komunikasi akan berlangsung secara tiga arah (pendidik-peserta didik-antar peserta didik), maka sumber belajar bukan hanya terletak pada pendidik melainkan juga peserta didik dan pengajaran tidak melulu bersifat top-down, namun perlu diimbangi dengan bottom-up.
Pendidikan Islam sebagai sub sistem pendidikan nasional diharapkan dapat ikut serta melakukan demokratisasi pendidikan. Sebab, dengan demokratisasi pendidikan proses pendidikan Islam dapat menyiapkan peserta didik agar terbiasa bebas berbicara dan mengeluarkan pendapat secara bertanggung jawab dan turut bertanggung jawab, terbiasa mendengar dengan baik dan menghargai pendapat dan pandangan orang lain, menumbuhkan keberanian moral yang tinggi terbiasa bergaul dengan rakyat, sama-sama merasakan suka dan duka dengan masyarakat.

Pendidikan Islam seperti madrasah, pesantren dan lembaga-lembaga Islam lainnya dalam proses pembelajaran dapat melaksanakan demokratisasi pendidikan, sehingga mampu membawa peserta didik untuk dapat menghargai kemampuan dan kemajemukan teman dan guru atau menghargai perbedaan-perbedaan yang ada. Demokratisasi pendidikan dalam proses pembelajaran juga dapat ditempuh dengan mengajarkan hal-hal yang berhubungan dengan dunia sekarang yang sangat dibutuhkan oleh peserta didik tanpa harus melupakan hari kemarin. Dengan demikian, proses demokratisasi pendidikan dan pendidikan Islam harus mampu mengakses, merespon dan mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan masyarakat, orang tua, peserta didik dan pasar sebagai pelanggan dan pengguna produk pendidikan. Sehingga, melalui demokratisasi pendidikan akan terjadi proses kesetaraan antara pendidikan dan peserta didik di dalam proses belajar mengajar.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar