DEMOKRATISASI PENDIDIKAN ISLAM
Demokratisasi artinya proses menuju demokrasi.
Demokratisasi pendidikan mengandung arti, proses menuju demokrasi di bidang
pendidikan.
Paulo Freire menyarankan bahwa untuk mencapai
demokratisasi pendidikan, perlu diciptakan kebebasan interaksi antara pendidik dan peserta didiknya dalam
proses belajar di kelas. Dalam konteks tersebut, proses belajar harus didorong
agar mengarah kepada suasana dialog yang sehat dan bertanggung jawab antar
pendidik dan peserta didik. Interaksi pendidik dan peserta didik ini
berlangsung dalam nuansa egaliter dan setara.
Di samping unsur kebebasan dalam berinteraksi,
demokratisasi pendidikan juga mensyaratkan komunikasi yang dialogis dengan dua
aspek yang inhern, yaitu :
1. Komunikasi berlangsung ke segala arah, dan bukan
hanya bersifat satu arah yaitu dari pendidik ke peserta didik(top-down).
2. Arus komunikasi berlangsung secara seimbang, yakni
antara pendidik dan peserta didik dan juga antar peserta didik.
Sehingga pada akhirnya, model komunikasi akan
berlangsung secara tiga arah (pendidik-peserta didik-antar peserta didik), maka
sumber belajar bukan hanya terletak pada pendidik melainkan juga peserta didik
dan pengajaran tidak melulu bersifat top-down, namun perlu diimbangi
dengan bottom-up.
Pendidikan Islam sebagai sub sistem pendidikan
nasional diharapkan dapat ikut serta melakukan demokratisasi pendidikan. Sebab,
dengan demokratisasi pendidikan proses pendidikan Islam dapat menyiapkan
peserta didik agar terbiasa bebas berbicara dan mengeluarkan pendapat secara
bertanggung jawab dan turut bertanggung jawab, terbiasa mendengar dengan baik
dan menghargai pendapat dan pandangan orang lain, menumbuhkan keberanian moral
yang tinggi terbiasa bergaul dengan rakyat, sama-sama merasakan suka dan duka
dengan masyarakat.
Pendidikan Islam seperti madrasah, pesantren dan
lembaga-lembaga Islam lainnya dalam proses pembelajaran dapat melaksanakan
demokratisasi pendidikan, sehingga mampu membawa peserta didik untuk dapat
menghargai kemampuan dan kemajemukan teman dan guru atau menghargai
perbedaan-perbedaan yang ada. Demokratisasi pendidikan dalam proses
pembelajaran juga dapat ditempuh dengan mengajarkan hal-hal yang berhubungan
dengan dunia sekarang yang sangat dibutuhkan oleh peserta didik tanpa harus
melupakan hari kemarin. Dengan demikian, proses demokratisasi pendidikan dan
pendidikan Islam harus mampu mengakses, merespon dan mengakomodasi
kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan masyarakat, orang tua, peserta didik dan
pasar sebagai pelanggan dan pengguna produk pendidikan. Sehingga, melalui
demokratisasi pendidikan akan terjadi proses kesetaraan antara pendidikan dan
peserta didik di dalam proses belajar mengajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar